DDMP MOTIVASI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Motivasi sangat diperlukan dalam dunia pendidikan untuk menunjang kelancaran dalam pencapaian tujuan, dengan adanya motivasi atau dorongan maka seseorang akan lebih bersemangat dalam mencapai tujuan. Motivasi atau dorongan dapat timbul dari diri        sendiri ataupun dari orang lain. Seperti halanya dalam dunia kerja motivasi dibutuhkan oleh atasan untuk memotivasi bawahannya agar bersemangat dalam bekerja, jika dalam dunia pendidikan maka guru sangat dibutuhkan untuk memberikan motivasi kepada peserta ddidiknya agar peserta didik tersebut lebih bersemangat dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapakan.
Akan tetapi kenyataannya sekarang justru banyak yang menyepelekan pemberian nasehat atau dorongan untuk para siswa dalam dunia pendidikan, dorongan tersebut bukan semata harus guru atau pendidik yang memeberikan tetapi orang tua juga hendaknya memberikan dorongan atau motivasi kepada anaknya agar terjalin hubungan baik ketika anak berada di sekolah dan di rumah, sehingga akan tercapai tujuan belajar secara maksimal. Dengan adanya motivasi dalam dunia pendidikan maka peserta didik akan merasa ringan dalam menghadapi semua proses pembelajaran, karena merasa ada yang ikut membantu meringankan beban dalam pembelajarannya tersebut. Untuk lebih jelasnya akan kami bahas dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Motivasi Pendidikan?
2.      Bagaimanakah Tujuan dan Fungsi Motivasi Pendidikan?
3.      Apa Sajakah Jenis-jenis Motivasi Pendidikan?
4.      Apa Sajakah Macam-macam Teori Motivasi Pendidikan?
5.      Bagaimanakah Teknik dalam Memeberikan Motivasi?







BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti “bergerak” yang dimaksudkan sebagai “bergerak untuk maju”. [1] Motivasi adalah keinginan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan(need), keinginn(wish), dorongan(desire), atau impuls. Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berperilaku. Motivasi kerja dapat diartikan sebagai keinginan atau kebutuhan yang melatarbelakangi seseorang sehinggaia terdorong untuk bekerja.[2]
 Motivasi merupakan suatu upaya yang dilakukan seorang peminpin untuk menggerakan (memotivasi) seseorang atau sekelompok orang yang dipimpin dengan menumbuhkan dorongan atau motif dalam diri mereka untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan rencana dalam rangka mencapai tujuan organisasi.[3]
Motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Motivasi siswa di kelas berkaitan denganalasan di balik peilaku siswa dan sejauh mana perilaku mereka diberi semangat, punya arah dan dipertahankan dalam jangka lama. Jika siswa tidak menyelesaika tugas karena bosan, maka siswa tersebut kekurangan motivasi. Jika siswa menghadapi tantangan belajar seperti tugas meyelesaikan soal-soal, tugas melakukan survei secara kelompok kemudian masih diberi tugas tambahan hari senin sebagai petugas upacara, dan siswa tersebut terus berjuang dan mengatasi rintangan guna menyelesaikan tugas-tugas yang dibenbankan kepadanya dan berhasil, maka siswa tersebut memiliki motivasi besar.[4]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis dan merupakan suatu proses yang dapat menampilkan perilaku untuk mencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan dirinya, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki dan dapat selaras dengan waktu yang ada. Sedangkan motivasi pendidikan adalah suatu prose atau kegiatan motivasi yang terjadi di dalam dunia pendidikan.[5]

B.     Tujuan Dan Fungsi Motivasi Pendidikan
1.        Tujuan Motivasi Pendidikan
Tujuan Motivasi dalam dunia pendidikan adalah dapat menggerakkan atau memacu peserta didik agar dapat timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan di dalam kurikulum sekolah. Suatu tindakan motivasi akan berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh pihak yang diberi motivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang diberi motivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memaham latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian yang akan diberi motivasi, termasuk di dalamnya antara seorang guru dan siswanya.
Setiap motivasi bertalian erat dengan tujuan. Segala usaha yang didorong oleh motivasi pasti hasilnya akan lebih maksimal, karena dengan motivasi seseorang akan lebih terdorong untuk melakukan kegiatan yang akan dicapainya. Berikut adalah Tujuan dari motivasi:[6]
a.         Tujuan Umum, berkaitan dengan upaya untuk mendorong dan menggerakkan pihak yang dimotivasi agar melakukan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan rencana dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
b.        Tujuan khusus, tumbuhnya dorongan pada diri seseorang atau kelompok untuk melakukan tugas atau kegiatan dalam upaya mencapai tujuan organisasi.[7]

2.        Fungsi Motivasi
Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah (2002:123) ada tiga fungsi motivasi:Fungsi pendorong, untuk melakukan suatu kegiatan seseorang atau kelompok memerlukan motivasi.
1.        Fungsi penentu arah kegiatan, motivasi dilakukan untuk menjaga dan meluruskan kegiatan sehingga orang yang dimotivasi melaksanakan kegiatan tersebut sabagaimana seharusnya dilakukan.
2.        Fungsi penyeleksi kegiatan, seseorang perlu motivasi dalam menghadapi suatu pilihan kegiatan mana yang harus diprioritaskan
Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi maka siswa akan belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal.

C.    Jenis-jenis Motivasi Pendidikan
1.      Malayu S.P Hasibuan (2005:150) mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut:
a.       Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.
b.      Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
2.      Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a.    Motif-motif bawaan.
Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. Sebagai contoh dorongan untuk bekerja, dorongan untuk makan dan minum, dorongan untuk bekerja, dorongan seksual.
b.    Motif-motif yang dipelajari.
Motif ini timbul karena dipelajari. Sebagai contoh, dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat.
3.      Motivasi menurut sumbernya
a.       Motivasi Instrinsik
Motivasi Instrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, siswa belajar menghadapi ujian karena senang dengan mata pelajaran yang diujikan itu. Siswa termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai infomasional, tetapi bukan dipakai sebagai alat kontrol.[8]
Tujuan siswa dalam motivasi instrinsik yaitu apabila mereka belajar maka agar lebih sanggup mengatasi kesulitan, agar memperoleh pengetahuan, sikap baik, dan penguasaan diri.[9]
Motivasi instrinsik terbagi menjadi dua:[10]
1)      Motivasi instrinsik dari determinasi diri dan pilihan personal
Dalam pandangan ini, siswa percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Motivasi internal dan minat instrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka. Misalnya, dalam sebuah study siswa sains SMA yang diajak mengorganisir sendiri eksperimen mereka akan lebih perhatian dan berminat terhadap praktik laboratorium ketimbang siswa yang diharuskan mengikuti instruksi dan aturan guru yang ketat.
2)      Motivasi instrinsik dari pengalaman optimal.
Pengalaman optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia yang besar, menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan aktivitas. Misalnya hasrat untuk belajar, hasil belajar akan lebih baik apabila ada hasrat atau tekad untuk mempelajari sesuatu. Hasrat ini muncul dari diri sendiri berdasarkan pengalaman.
Ego-involvement atau keterlibatan diri juga merupakan motivasi instrinsik, yaitu bila siswa merasa akan pentingnya suatu tugas dan menerimanya sebagai tantangan yang mempertaruhkan harga dirinya. Itu sebabnya ia akan berusaha dengan segenap tenaganya untuk mencapai hasil yang lebih baik.[11]
b.      Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, siswa belajar lebih keras untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.
Motivasi ekstrinsik bisa terjadi akibat beberapa alasan, diantaranya:[12]
1)      Hadiah (imbalan)
Hadiah akan membangkitkan motivasi apabila siswa mempunyai harapan untuk memperolehnya. Namun hadiah juga dapat merusak siswa karena siswa hanya bertujuan untuk mendapatkan hadiah bukan untuk mencapai pembelajaran.
2)      Hukuman (teguran)
Hukuman atau teguran digunakan untuk memperbaiki siswa yang membuat kesalahan, yang malas dan berkelakuan tidak baik. Hukuman ini akan membangkitkan motivasi siswa agar belajar lebih baik lagi.
4.        Motivasi dilihat dari sifatnya:
a.       Motivasi yang bersifat memberi harapan, yaitu motivasi yang sifatnya memberikan harapan (expectation), kebutuhan dan keinginan seseorang atau kelompok untuk melakukan sesuatu.
b.      Motivasi yang bersifat menyadarkan, yaitu motivasi yang bersifat ajakan (persuation) sehingga seseorang atau kelompok melakukan kegiatan yang harus dikerjakan.
c.       Motivasi yang bersifat paksaan, yaitu motivasi yang sifanya memberi sanksi kepada sasaran yang diberi motivasi.

D.    Teori Motivasi Pendidikan Maslow
Teori Maslow. Menurut teori ini, faktor pendukung yang menyebabkan seseorang mau bekerja keras adalah motivasi. Motivasi ini berasal dari aneka kebutuhan manusia untuk memenuhi kehidupan dan tersusun secara hierarkis menurut kepentingannya.[13] Terdapat lima tingkatan kebutuhan, dari kebutuhan manusia yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Sebagaimana gambar berikut.

1)      Kebutuhan fisiologikal (fisiological need) adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar. Seperti sandang, pangan, dan papan.
2)      Kebutuhan keselamatan atau rasa aman (safety need) adalah kebutuhan yang diinginkan manusia berupa keselamatan dan rasa aman. Seperti memiliki asuransi dan mendapat tunjangan pensiun.
3)      Kebutuhan memiliki (belonging need) adalah kebutuhan manusia yang ingin membangun suatu hubungan dalam bergaul, bermasyarakat, dan ingin memiliki dan dimiliki. Seperti menikah dan memiliki anak.
4)      Kebutuhan penghargaan diri (self esteem) yaitu respek dan pujian atas keberhasilan, merasa dirinya berharga, dan keinginan mendapatkan pujian. Seperti mendapat ucapan terimakasih.
5)      Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) yaitu kebutuhan untuk terus berkembang dan mencapai prestasi penuh individu. Seperti mengoptimalkan potensi diri secara kreatif dan inovatif.
E.     Teknik dalam Memeberikan Motivasi
Dalam memberikan motivasi dalam dunia pendidikan maka diperlukan teknik-teknik untuk menyampaikan motivasi, teknik tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Berfikir positif. Ketika mengkritik orang begitu terjadi ketidakberesan, tetapi kita lupa memberi dorongan positif agar mereka terus maju. Jangan mengkritik kerja orang lain kalau kita sendiri tidak mampu memberi contoh terlebih dahulu.
2.      Menciptakan perubahan yang kuat. Ada kemauan yang kuat untuk mengubah situasi oleh  diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi mampu, tidak mau menjadi mau. Kata “Saya juga bisa” dapat membantu menignkatkan motivasi berprestasi.
3.      Membangun harga diri. Banyak kelebihan kita sendiri dan orang lain yang tidak kita hargai padahal penghargaan yang merupakan salah bentuk motivasi. Kata “Saya mengharapkan bantuan anda” atau “Saya membutuhkan kehadiran anda” merupakan penghargaan yang paling murah. Berilah kesempatan meraka untuk bertanggung jawab, berilah wewenang, serta kebebasan berpendapat.
4.      Memantapkan pelaksanaan. Ungkapkan dengan jelas, bagaimana cara kerja yang benar, tindakan yang dapat membantu, dan hargai dengan tulus.
5.      Membangkitkan orang lemah menjadi kuat. Buktikan bahwa mereka sudah berhasil, dan nyatakan bahwa anda akan membantu yang mereka butuhkan. Binalah keberanian, kerja keras, bersedia belajar dari orang lain.
6.      Membasmi sifat suka menunda-nuda. Hilangkan sikap menunda-nunda dengan alasan pekerjaan itu terlalu sulit dan segeralah untuk kembali.
      Selain itu, ada teknik motivasi lainnya yang dapat dilakukan terhadap bawahan, yaitu yang disebut dengan MOTIVATE (Verma, 1996).
M= Manifest (bangkitkan rasa percaya diri ketika pendelegasian tugas).
O= Open (bangkitkan percaya diri ketika mendelegasi tugas).
T= Tolerance artinya toleransi terhadap kegagalan, mau dan boleh belajar dari kesalahan karena pengalaman adalah guru yang baik (tingkatkan kreatifitas).
I= Involve artinya semua pihak terkait dalam pekerjaan (meningkatkan rasa diterima dan komitmen).
V= Value artinya nilai yang diharapkan dan diakui dalam kinerja yang baik (hadiah apa yang dia dapat dan bagaimana mendapatkannya).
A= Align artinya menyeimbangkan sasaran pekerjaan (proyek) dengan sasaran individu (orang-orang bersemangat mencapai kepuasan yang mereka inginkan).
T= Trust artinya kejujuran setiap anggota tim (vital dalam memotivasi).
E= Empower artinya berdayakan setiap anggota tim sewajarnya (khususnya dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaanya).[14]




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika suatu motif telah dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai. Sedangkan motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif tidak dapat dilihat begitu saja dari perilaku seseorang karena motif tidak selalu seperti yang tampak, bahkan kadang-kadang berlawanan dari yang tampak.
Motivasi perlu diterapkan dalam organisasi karena Motivasi sebagai pendorong perbuatan, Motivasi sebagai penggerak perbuatan, Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Sedangkan tujuan motivasi adalah
Dalam memberikan motivasi dalam dunia pendidikan maka diperlukan teknik-teknik untuk menyampaikan motivasi, teknik tersebut adalah Berfikir positif, Menciptakan perubahan yang kuat, Membangun harga diri, Memantapkan pelaksanaanMembangkitkan orang lemah menjadi kuat, Membasmi sifat suka menunda-nuda..

Suatu perbuatan atau keinginan yang disadari dan hanya mempunyai satu motivasi bukanlah hal yang biasa, tetapi tidak biasa. Karena suatu keinginan yang disadari atau perilaku yang bermotivasi dapat berfungsi sebagai penyalur untuk tujuan-tujuan lainnya. Apabila dapat terjadi keseimbangan, hal tersebut mencerminkan ”hasil pekerjaan” seseorang yang berhadapan dengan potensinya untuk perilaku yang dapat diidentifikasikan sebagai “kemampuannya”. Jadi, motivasi memegang peranan sebagai perantara untuk mentransformasikan kemampuan menjadi hasil pekerjaan.






DAFTAR PUSTAKA

Komariah, Aan  Engkoswara. 2004. Administrasi Pendidikan.Bandung : Alfabeta.
Pidarta,Made.2004.Manajemen Pendidikan Indonesia .Jakarta: PT Rineka Cipta.
S,Djuju Sudjana.2004.Manajemen Program Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya .Bandung : Falah Production.
Siswanto,H.B..2010.Pengantar Manajemen.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Terry,George R . 2012. Asas-Asas Managemen.Bandung: PT Alumni.
Yusuf,Musfirotun.2012.Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar.Pekalongan:STAIN Press Pekalongan.
Usman, Husaini. 2009. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
H. Shunk, Dale, dkk. 2012. Motivasi dala Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Aplikasi, Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Indeks
Syaifurrahman, dkk.  2013. Manajemen dalam Pembelajaran. Jakarta: Indeks.
Nasution, S. 1982. Didaktik Asa-Asaa Mengajar. Bandung: Jemmars.
Kurniadin, Didin, dkk. 2014. Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.




[1] Engkoswara,  Aan Komariah,  Administrasi Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2004), hlm. 209.
[2] Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 250.
[3] Djuju Sudjana S, Manajemen Program Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber  Daya,(Bandung : Falah Production,2004) hlm.145.
                [4] Syaifurrahman dan Tri Ujiati, Manajemen dalam Pembelajaran, (Jakarta: Indeks, 2013), hlm. 167.
[5] George R . Terry, Asas-Asas Managemen (Bandung: PT Alumni, 2012), hlm. 328.
                [6] S. Nasution, Didaktik Asa-Asaa Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1982), hlm. 79-80.
[7] Made, Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: PT Rineka Cipta , 2004), hlm.240.
[8] Syaifurahman dan Tri Ujiati, Manajemen dalam Pembelajaran, ..., hlm. 170.
[9] S. Nasution, Didaktis Asas-asas Mengajar, ..., hlm. 80.
[10] Syaifurahman dan Tri Ujiati, Manajemen dalam Pembelajaran,….., hlm. 170.
[11] S. Nasution, Didaktis Asas-asas Mengajar, ….., hlm. 82.
[12] S. Nasution, Didaktis Asas-asas Mengajar, ….., hlm. 84.
[13] Didin Kurniadin, dkk, Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm.338.
[14] Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, …, hlm. 272.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelebihan dan Kekurangan Blogger dan Wordpress

ALAT PERAGA FISIKA