tugas untuk pengembangan media
Nama permainan: Perahu otok-otok
Sasaran :anak smp
Aspek yang akan dikembangkan: keterampilan
Tema : pengenalan
keterkaitan mainan dengan ilmu fisika.
Kapal mainan otok otok
merupakan suatu mainan yang menggunakan prinsip tekanan uap air yang telah di panaskan
oleh api kecil yang di pasang di dalam mainan kapal otok otok, sehingga dengan
perbedaan suhu akibat pemanasan di pipa kapal mengakibatkan keluar masuknya air
melalui pipa kenalpot kapal otok otok sebagai pendorong jalanya mainan kapal
ini.
Dengan harganya yang sangat murah dan mempunyai keunikan yang tidak di miliki mainan modern, menjadikan kapal otok otok ini menjadi primadona di era 90an. Bagi anda yang ber umur 20-30 tahun mungkin telah merasakan sensasi memainkan kapal otok otok khas Indonesia ini pada masa kecil anda. Dengan berbagai keunikan dari kapal otok otok ini membuat mainan kapal ini mengandung unsur Budaya, Sejarah, Edukasi, dan Estetika yang sangat tinggi.
Tidak sekedar sebagai mainan anak-anak saja, tapi mainan kapal otok otok ini juga sebagai salah satu mainan kebanggan Indonesia, mainan ini mempunyai nilai filosofi yang tinggi, karena apapun yang terjadi, para pengrajin kapal otok otok tidak akan melupakan bagian bendera merah putih yang tetap berkibar di kapal, sebagai bagian yang wajib harus di pasang bagi para pengrajin, sebagai rasa nasionalis yang mereka tunjukan terhadap Negara Indonesia yang masih mereka jaga.
Satu set paket Perahu:
1 kapal otok-otok
1 Buah corong pengisi air
1 Buah wadah pembakar + kapas
Cara membuat kapal otok otok
Alat Bahan:
-Seng
-Gunting
-Conect
-Timah
-Spidol
-Trail
-Cat Besi
-Kuas
Cara Membuat:
· Buat pola body kapal dengan menggunakan spidol dengan cara di gambar seng.
· Buat Pola ruang pembakar seperti gambar di atas.
· Potong semua pola yang sudah di rencanakan pada setiap bagian.
· Buat saliran pipa panjang kenalpot kapal dari seng yang di gulung.
· Rangkalah dan tekuk bagian yang perlu di bentuk, kemudian rekatkan dengan menggunakan Timah panas sampai body kapal terbentuk menjadi kapal utuh dan tidak bocor oleh air.
· Warnai mainan kapal dengan menggunakan cat kayu sesuai selera, agar terlihat lebih menarik.
Cara Memainkan :
· Isi air ke dalam dua pipa yang berada di bagian depan mainan Perahu
· Masukan minyak goreng dan sedikit kapas ke wadah pembakaran yang berfungsi sebagai pembakar
· Nyalakan pembakar yang sudah di beri minyak goreng dan kapas, dan masukan ke dalam badan mainan Perahu
· letakan di atas baskom yang berisi air, kemudian tunggu beberapa saat.
· Setelah Perahu panas akibat pembakaran, maka disitulah Perahu Otok otok akan mulai bergerak dengan sendirinya dan akan terdengan suara “Otok…Otok…Otok…Otok…”[i]
Dengan harganya yang sangat murah dan mempunyai keunikan yang tidak di miliki mainan modern, menjadikan kapal otok otok ini menjadi primadona di era 90an. Bagi anda yang ber umur 20-30 tahun mungkin telah merasakan sensasi memainkan kapal otok otok khas Indonesia ini pada masa kecil anda. Dengan berbagai keunikan dari kapal otok otok ini membuat mainan kapal ini mengandung unsur Budaya, Sejarah, Edukasi, dan Estetika yang sangat tinggi.
Tidak sekedar sebagai mainan anak-anak saja, tapi mainan kapal otok otok ini juga sebagai salah satu mainan kebanggan Indonesia, mainan ini mempunyai nilai filosofi yang tinggi, karena apapun yang terjadi, para pengrajin kapal otok otok tidak akan melupakan bagian bendera merah putih yang tetap berkibar di kapal, sebagai bagian yang wajib harus di pasang bagi para pengrajin, sebagai rasa nasionalis yang mereka tunjukan terhadap Negara Indonesia yang masih mereka jaga.
Satu set paket Perahu:
1 kapal otok-otok
1 Buah corong pengisi air
1 Buah wadah pembakar + kapas
Cara membuat kapal otok otok
Alat Bahan:
-Seng
-Gunting
-Conect
-Timah
-Spidol
-Trail
-Cat Besi
-Kuas
Cara Membuat:
· Buat pola body kapal dengan menggunakan spidol dengan cara di gambar seng.
· Buat Pola ruang pembakar seperti gambar di atas.
· Potong semua pola yang sudah di rencanakan pada setiap bagian.
· Buat saliran pipa panjang kenalpot kapal dari seng yang di gulung.
· Rangkalah dan tekuk bagian yang perlu di bentuk, kemudian rekatkan dengan menggunakan Timah panas sampai body kapal terbentuk menjadi kapal utuh dan tidak bocor oleh air.
· Warnai mainan kapal dengan menggunakan cat kayu sesuai selera, agar terlihat lebih menarik.
Cara Memainkan :
· Isi air ke dalam dua pipa yang berada di bagian depan mainan Perahu
· Masukan minyak goreng dan sedikit kapas ke wadah pembakaran yang berfungsi sebagai pembakar
· Nyalakan pembakar yang sudah di beri minyak goreng dan kapas, dan masukan ke dalam badan mainan Perahu
· letakan di atas baskom yang berisi air, kemudian tunggu beberapa saat.
· Setelah Perahu panas akibat pembakaran, maka disitulah Perahu Otok otok akan mulai bergerak dengan sendirinya dan akan terdengan suara “Otok…Otok…Otok…Otok…”[i]
ILMU
FISIKA DIBALIK KAPAL OTHOK-OTHOK
1.1 PRINSIP KERJA BERDASARKAN HK NEWTON
Hukum Newton III yang
berbunyi “Jika benda pertama memberikan gaya pada benda kedua maka benda kedua
akan memberikan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan” menjadi
dasar teori bagaimana perahu ini bekerja.
Dengan menerapkan hukum Newton III
yaitu gaya aksi = – gaya reaksi, mainan sederhana ini dapat bekerja.
· Pada bagian bawah perahu
‘‘othok-othok’’ terdapat dua buah pipa kecil menyerupai knalpot. Air dimasukkan
ke dalam pipa kecil ini, yang nantinya akan memenuhi wadah penampung air yang
terdapat di dalam perahu.
· Kapas yang telah dilumuri minyak
kelapa (minyak goreng) dibakar dan dimasukkan ke dalam kapal melalui bagian
atas kapal yang terbuka.
· Api yang ditimbulkan dari pembakaran
kapas ini akan memanaskan air yang ada dalam wadah penampung air di dalam
perahu.
· Air ini lama kelamaan akan menguap dan
mendesak keluar melalui pipa kecil tadi.
· Gaya aksi yang ditimbulkan dari uap
yang keluar menyebabkan air juga memberikan gaya reaksi yang mendorong perahu.
· Gaya reaksi dari air inilah yang
menyebabkan perahu dapat berjalan.
2.2
PPRINSIP KERJA BERDASARKAN HK ARCHIMIDES
Tentunya kalian telah mengetahui, ada
benda yang tenggelam, melayang, dan mengapung. Tapi adakah di benak sobat
bertanya mengapa hal itu terjadi?
Kita
ambil salah satu gejala fisika yaitu “jarum jahit tenggelam jika dicelupkan ke
dalam air, sementara kapal laut yang jauh lebih berat dari jarum, tidak
tenggelam, Mengapa?”
Dipostingan
kali ini saya akan coba menjelaskannya. Gini lho…. Setiap benda memiliki
kerapatan tertentu (di fisika kita sebut dengan massa jenis), yaitu
perbandingan antara massa dengan volume benda tersebut. Sebagai contoh bila ada
dua kubus yang volumenya sama, yang satu terbuat dari besi dan yang kedua terbuat
dari kayu, samakah kerapatannya? Tentu tidak Massa Jenis kubus dengan volume
yang sama, akan memiliki berat yang berbeda, sehingga kalau kita bandingkan
massa dengan volumenya akan menghasilkan nilai massa jenis yang berbeda.
Artinya semakin kecil massa benda (semakin ringan), dan semakin besar volume
benda tersebut, maka semakin kecil-lah massa jenisnya.Kalau dah ngerti konsep
massa jenis, mari kita lanjutkan…….
Ketika
benda dicelupkan ke dalam cair (dimana zat cair juga memiliki massa jenis
tertentu), maka benda tersebut akan memperoleh gaya tekan ke atas dari zat
cair, sehingga berat di air akan lebih ringan ( yang belum coba silahkan bawa
benda yang cukup berat ketika di udara lalu anda bandingkan dengan membawanya [ii]di
dalam air, sama beratnya kah?)
Nah
benda yang memiliki volume semakin besar, maka akan memperoleh gaya tekan ke
atas semakin besar, sehingga kemungkinan benda akan mudah terangkat oleh zat
cair. Jadi ketika memperbesar angka volume bendanya tentunya akan memperkecil
nilai massa jenisnya (perhatikan rumus massa jenis). Berdasarkan konsep
Archimedes kita dapatkan tiga buah keadaan benda dalam zat cair:
1. Benda akan terapung jika massa jenis benda
itu lebih kecil dari massa jenis cairan.
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda
dan cairannya sama.
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda
lebih besar dari massa jenis cairan.
Jadi kapal laut yang begitu volumenya begitu
besar, akan memperoleh gaya angkat lebih besar dibandingkan dengan sebatang
jarum. Ini karena massa jenis kapal laut dibuat lebih kecil (dengan memperbesar
volumenya) dari massa jenis air laut sehingga bisa terapung.
Komentar
Posting Komentar